Prabhumedia || Sumedang - Permasalahan pengelolaan sampah padaTempat Pembuangan Akhir ( TPA) di berbagai daerah di Indonesia mulai kelebihan kapasitas. Potensi peningkatan jumlah penduduk, ragam aktivitas desa dan destinasi eko wisata - agrowisata Bandung Raya ( Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang) akan menimbulkan permasalahan dalam meningkatkan timbulnya sampah yang dihasilkan.
Perilaku masyarakat dan beberapa pengunjung yang masih membuang sampah sembarangan dan pengelolaan sampah belum berjalan optimal. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan pengelolaan dan pengolahan sampah yang tepat sesuai kondisi eksisting wilayah perencanaan.
Foto Bersama Masyarakat Pada Kegiatan Abdimas di KP Ciruum
Hal ini dipaparkan Ir. R Agus Ganda Permana, MT, Dosen Periset Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom, dalam kegiatan pengabdian masyarakat bersama Bapak Muhamad Iqbal dan tim dosen Fakultas Teknik Elektro ibu Nurwulan Fitriyani, bapak Uke Kurniawan, dan Dr. Ekki Kurniawan dan ibu Dewi K Soedarsono dosen Fakultas Ekonomi Bisnis di Kawasan Agrowisata Dusun Ciruum Desa Margaluyu Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. Kegiatan dihadiri oleh Ibu Kades dan ibu-ibu PKK Desa Wargaluyu, tokoh masyarakat, ibu Yanti Susanti S.Pd. dari Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara, Ichwan Nurjaman, S.H. dari Lembaga Pengawas Reformasi Indonesia serta mitra industri PT. Sarana Tunas Niaga bapak A Hendra Setiawan dan Bapak Hilman.
Foto Bersama Mitra Industri Pada Kegiatan Abdimas di KP Ciruum
Menurut Ir. Agus Ganda Permana, masyarakat desa destinasi wisata kawasan Dusun Ciruum, TPS Desa Wargaluyu serta kegiatan di Kelurahan Rancaekek Kencana bersama Dinas PUTR Kabupaten Bandung, dimana masyarakat ingin sekali memiliki sarana prasarana tata kelola olah sampah yang lebih baik, dengan alasan agar lingkungannya sehat, resik dan penghasil sampah bisa
mendapatkan layanan dengan transaksi yang mudah dikontrol, sehingga dapat menjaga kesinambungan layanan pengelolaan sampah.
Foto Bersama Masyarakat Kegiatan Abdimas di Kelurahan Rancaekek Kencana
"Lebih dari itu, masyarakat sasar juga bermimpi bisa mendapatkan layanan/produk pengelolaan dan olah sampah dari TPS, bank sampah, pemulung, pengepul sampai UMKM. TPS Desa Wargaluyu dan Kelurahan Rancaekek Kencana kerjasama Dinas PUTR Kabupaten Bandung yang dipilih sebagai lokasi dan masyarakat sasar di Kabupaten Bandung, salah satu wilayah Bandung Raya yang sering kali menjadi tujuan destinasi wisata penyumbang sampah pengunjung dan UMKM atau pedagang, pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian terapan, sejalan dengan program Pemprov Jabar yaitu Jabar resik, desa digital, smart city dan program Jabar Juara dalam kegiatan produk Mesin Olah Sampah Hidrotermal (MOS Hidrotermal) meraih juara 1 ketika diikutsertakan dalam lomba TTG tingkat Jabar tahun 2024 ", jelas Agus.
Mesin Olah Sampah Hidrotermal dirancang Portabel Serbaguna serta modular dapat memanfaatkan dan menghasilkan energi terbarukan terpadu menggunakan sumber/bahan bakar sampah atau biomassa (co-fering methode)dengan kolaborator air menjadi hidrogen (uap atau gas) sehingga dapat meningkatan panas sampai 1,6 kali lipat dan efisiensi bahan bakar sampai 2 kali lipat, kestabilan suhu dan ramah lingkungan karena sangat minim jelaga serta memanfaatkan penambahan energi panas dari panas ruang bakar menjadi energi terbarukan yang dihasilkan oleh reaktor NEIS BIOTHEC yang dipasang diruang bakar.
Penerapan Mesin Olah Sampah Hidrotermal: Solusi Berkelanjutan untuk Pengelolaan Sampah di Agrowisata
Latar Belakang
Pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya di tempat pembuangan akhir (TPA), menghadapi tantangan serius akibat kelebihan kapasitas. Dengan meningkatnya populasi dan aktivitas di kawasan agrowisata Bandung Raya—yang meliputi Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang—masalah ini semakin mendesak.
Masalah
Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan, serta pengelolaan sampah yang belum optimal, menuntut adanya strategi baru. Diperlukan perencanaan pengelolaan sampah yang sesuai dengan kondisi lokal untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Solusi Inovatif
Dalam konteks ini, Ir. R Agus Ganda Permana, MT, bersama tim dari Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom, mengembangkan mesin olah sampah hidrotermal (MOS Hidrotermal) yang portabel dan serbaguna. Mesin ini tidak hanya mengolah sampah menjadi pupuk dan pakan ternak, tetapi juga menghasilkan energi terbarukan.
Fitur dan Manfaat
- Portabilitas dan Modularitas: Dapat dipindahkan dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
- Efisiensi Energi: Menggunakan metode co-firing dengan biomassa untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan menghasilkan hidrogen dari air.
- Ramah Lingkungan: Minim menghasilkan jelaga dan memanfaatkan energi panas dari ruang bakar.
- Pemberdayaan Masyarakat: Masyarakat dapat memperoleh produk pengolahan sampah yang berguna serta menciptakan lapangan kerja baru.
Keterlibatan Masyarakat
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Dusun Ciruum, Desa Margaluyu, dan Kelurahan Rancaekek Kencana melibatkan masyarakat, pemerintah lokal, dan mitra industri. Tujuannya adalah membangun kesadaran dan partisipasi aktif dalam pengelolaan sampah.
Kesimpulan
Penerapan mesin olah sampah hidrotermal merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah sampah di kawasan agrowisata. Dengan dukungan dari semua pihak, diharapkan pengelolaan sampah dapat menjadi lebih efektif dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Program ini sejalan dengan inisiatif pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.